149 research outputs found

    Correlation between Emotional Intelligence and Work Engagement of Special School Teachers

    Get PDF
    Background: Optimal job performance of special school teachers is marked by high work engagement because engaged teachers showed perseverance, enthusiasm, and absorption at work. Work engagement is influenced by several factors, one of them is personal resources. Personal resource that considered important in people’s success is emotional intelligence. The purpose of this study was to examine the relationship between emotional intelligence and work engagement of teachers at a Sekolah Luar Biasa Negeri, a public special school in Semarang. Method: Data from 60 teachers were collected using Work Engagement Scale (33 item; α = .93) and Emotional Intelligence Scale (32 item; α = .93) Results: Simple linear regression analysis showed that there was a positive correlation between emotional intelligence and work engagement, r = .87; (p < .001) Conclusion: Result indicated that higher emotional intelligence is likely to lead to higher work engagement. Emotional intelligence contributed to 74.8% of the variance in work engagement. Teachers are expected to manage emotion better in order to achieve high work engagement. Keywords: work engagement, emotional intelligence, teacher, special schoo

    Early Childhood Environmental Education in Tropical and Coastal Areas: A Meta-Analysis

    Get PDF
    Early childhood years are the period of the greatest and most significant developments in ones’ life, and are generally regarded as the basis upon which the rest of their life is constructed. However, these early years are those that traditionally have received the least attention from environmental education. This paper was aimed to summarize several dayto-day activities that can be conducted to educate children in their early years about environment. Environmental education is an educational process that deals with the human interrelationships with the environment, and that uses an interdisciplinary problem solving approach with value clarification. Environmental education is aimed at producing a community that is knowledgeable about the biophysical environment and its associated problems, aware of how to solve these problems, and enthusiastic to work toward their solution. It highlights the progress of knowledge, understanding, attitudes, skills, and commitment for environmental problems and considerations. Further, environmental education can help children expand their ecological worldview, promote active care to the environment, and explain the relationship between modern life style and current environmental problems. Several types of environmental education have been identified from the literature, such as outdoor activities in natural outdoor setting, school gardening, play-based learning, and drawing activities. Each of these activities has its own characteristics and effects on children’s environmental-related attitudes and behaviors. Through these activities, the unique characteristics of tropical and coastal areas can potentially be used to facilitate children to learn about nature and environment. Recommendations for childhood education practitioners and future researchers are discussed

    HUBUNGAN STRES DAN KECANDUAN SMARTPHONE PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA

    Get PDF
    Siswa kelas X dalam tahapan peralihan dari SMP menuju SMA dituntut untuk segera beradaptasi dengan lingkungan dan menguasai materi-materi pelajaran yang belum pernah disiswai sebelumnya. Dengan kecanggihan smartphone siswa kelas X dapat menyelesaikan permasalahan yang harus mereka selesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kecanduan smartphone pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif yang signifikan antara stres dengan kecanduan smartphone pada siswa kelas X SMA N 5 Surakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta sebanyak 300 siswa. Sampel sebanyak 148 siswa yang terdiri dari 53 laki-laki dan 95 perempuan diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang di analisis adalah Skala Stres (32 item; α = 0,88 ) dan Skala Kecanduan Smartphone (29 item; α = 0,91). Analisis regresi sederhana menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara stres dengan kecanduan smartphone subjek (rxy = 0,40; p < 0,001). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan antara stres dan kecanduan smartphone pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Analisis data menunjukkan R2 = 0,16 yang menjelaskan bahwa sumbangan stres terhadap kecanduan smartphone sebesar 16 % sedangkan sisanya 84 % ditentukan oleh faktor lain. Peneliti memberi saran untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian kepada kelompok subjek yang memiliki stres dan tingkat kecanduan smartphone yang tinggi

    HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL PELATIH DENGAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET KARATE

    Get PDF
    Kejuaraan-kejuaraan dalam dunia olahraga banyak dipertandingkan dalam berbagai jenis atau tingkatan. Atlet-atlet yang mengikuti sebuah kejuaraan dapat merasakan adanya kecemasan bertanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial pelatih dengan kecemasan bertanding pada atlet karate. Subjek penelitian ini adalah atlet karate yang pernah mengikuti Kejuaraan Provinsi Karate FORKI Jawa Tengah Tahun 2016. Sampel penelitian berjumlah 90 orang, dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Pengambilan data penelitian menggunakan Skala Dukungan Sosial Pelatih (44 aitem valid; α = .96) dan Skala Kecemasan Bertanding (31 aitem valid; α = .90) yang telah diujicobakan pada 35 atlet karate. Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara dukungan sosial pelatih dengan kecemasan bertanding yang ditunjukkan melalui koefisien korelasi rxy = -.31 dengan p = .002 (p<.01). Semakin tinggi dukungan sosial pelatih yang dirasakan oleh atlet, maka kecemasan bertanding semakin rendah, dan sebaliknya. Dukungan sosial pelatih memberikan sumbangan efektif sebesar 9.3% pada kecemasan bertanding. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi atlet dan pelatih, maupun referensi pendukung bagi peneliti selanjutnya. Kata kunci: dukungan sosial pelatih; kecemasan bertanding; atlet karat

    KONGRUENSI KARIR DENGAN ORANG TUA DAN KOPING STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DAN KEDUA DI PROGRAM D3 KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

    Get PDF
    Mahasiswa tahun pertama dan kedua berada pada masa mereka harus berusaha mencapai kemandirian emosi dan mempersiapkan karir ekonomi. Adanya tuntutan dan tanggung jawab mahasiswa di Program D3 membuat mereka harus pandai dalam melakukan koping stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kongruensi karir remaja-orang tua dengan koping stres pada mahasiswa tahun pertama dan kedua di program D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua di program D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang yang berjumlah 186. Sampel penelitian sebanyak 92 mahasiswa (91.3% subjek perempuan, M usia = 19.05 tahun, SD usia = .63) diperoleh dengan cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan Skala Koping Stres (30 item, α = .91) dan Skala Kongruensi Karir Remaja-Orang Tua (12 item, α = .90) yang telah diujicobakan pada 44 mahasiswa. Analisis regresi sederhana menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara kongruensi karir remaja-orang tua dengan koping stres (yang ditunjukkan oleh nilai rxy = .39 (p < .001). Artinya semakin tinggi kongruensi karir remaja-orang tua maka semakin baik koping stres yang dimiliki. Kongruensi karir remaja-orang tua memberikan sumbangan efektif sebesar 15.5% pada koping stres

    HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

    Get PDF
    Fakultas Ilmu Komunikasi merupakan fakultas yang banyak melibatkan kegiatan berbicara di depan umum pada mata kuliahnya. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dituntut untuk memiliki kompetensi komunikasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan serta sumbangan efektif antara citra tubuh dengan kecemasan berbicara di depan umum (public speaking anxiety) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Sampel dalam penelitian adalah 221 mahasiswa tahun pertama Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, yang terdiri dari 72 laki – laki dan 149 perempuan yang diperoleh melalui convenience sampling. Data diperoleh menggunakan Skala Citra Tubuh (33 item; α= .91) dan Skala Kecemasan Berbicara di Depan Umum (31 item, dengan α= .94) yang telah diujicobakan pada 45 mahasiswa. Analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien r = -.45 (p<.001), yang menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara citra tubuh dengan kecemasan berbicara di depan umum. Semakin positif citra tubuh maka semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum, dan sebaliknya. Citra tubuh memberikan sumbangan efektif sebesar 20.25% terhadap kecemasan berbicara di depan umum, sedangkan sisanya sebesar 79.75% ditentukan oleh faktor lain

    Perkembangan Karir Remaja di Era Disruptif: Tantangan, Peluang, dan Peran Keluarga

    Get PDF
    Perkembangan karir remaja dan generasi muda pada umumnya patut menjadi fokus perhatian karena masa remaja hingga awal masa dewasa merupakan masa penting pembentukan identitas vokasional (Porfeli, Lee, & Vondracek, 2013) yang terkait dengan tugas perkembangan mempersiapkan karir dan kemandirian ekonomi (Porfeli & Lee, 2012). Identitas vokasional merupakan kejelasan cita-cita dan persepsi diri individu (Holland, 1985). Hal ini diperkuat pendapat Erikson (1959, h. 92), yang mengemukakan bahwa “in general, it is primarily the inability to settle on an occupational identity which disturbs young people”. Skorikov dan Vondracek (1998) pun menandaskan bahwa identitas vokasional berkembang lebih pesat dibandingkan dengan domain-domain identitas lainnya

    Pendidikan Karir pada Masa Kanak-Kanak: Strategi Awal Menata Langkah untuk Mencapai Cita-Cita

    Get PDF
    Perkembangan karir seorang anak biasanya akan mendapatkan perhatian ketika ia beranjak remaja dan memasuki masa dewasa karena pada masa tersebut keputusan-keputusan penting terkait dengan karir mulai dibuat. Meskipun demikian, bukan berarti perkembangan karir di masa kanak-kanak tidak perlu mendapat perhatian (Liu, McMahon, & Watson, 2014). Hartung (2015) mengemukakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi life design, seperti eksplorasi dan harapan karir, aspirasi karir, minat karir, dan adaptabilitas karir dimulai dari masa kanak-kanak. Hal ini diperkuat oleh beberapa hasil penelitian longitudinal yang menunjukkan bahwa perkembangan karir di masa remaja dan dewasa banyak ditentukan oleh stimulasi dan pendidikan karir yang diterima pada masa kanak-kanak (e.g., Ferreira, Santos, Fonseca, & Haase, 2007; Wiesner, Vondracek, Capaldi, &Porfeli, 2003)
    • …
    corecore